Saturday, November 26, 2011

AGRIBISNIS KELAPA

Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan dari proses nilai tambah kelapa. Dari buah murah yang berlimpah di Indonesia ini, pasar Eropa “melahap” minyak masak berkualitas terbaik, pengisi jok Mercedes, briket termahal untuk barbeque, hingga sabun dan parfum. Filipina saat ini merajai pasar ekspor dengan 125 jenis produk olahan kelapa. Sebaliknya, baru 25 jenis produk olahan diproduksi di Indonesia. Tahun 2005, Filipina mengantungi keuntungan ekspor kelapa senilai 757,3 juta dollar AS dari perkebunan seluas 3,1 juta ha. Pada saat yang sama, dengan perkebunan seluas 3,8 juta ha, nilai ekspor kelapa Indonesia hanya 228,7 juta dollar AS. Beberapa anggota Fokpi merupakan industri pengolahan kelapa skala kecil dan menengah dengan beragam variasi produk. Produsen anggota Fokpi di Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, mengekspor sabut kelapa untuk isian jok mobil ke Eropa, yakni sebanyak 120 ton per bulan. Dengan total lahan yang ditanami kelapa hampir satu juta hektar pulau jawa menyimpan potensi untuk pengembangan agribisnis kelapa di masa mendatang. Daya saing produk kelapa terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer. Produk akhir yang sudah berkembang baik adlah Dessicated coconut (DC), coconut milk(CM), coconut charcoal(CCL), actived carbon (AC),Brown Sugar (BS),coconut fiber, coco peat, nata de coco dan Virgin coconut oil (VCO), coconut wood. Produk-produk seperti DC,CCL,AC,BS,CF sudah masuk pasar ekspor dengan perkembangan yang sanagat pesat. Permintaan pasar ekspor untuk produk olahan kelapa menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh pasar DC indonesia untuk ekspor mempunyai kecenderungan yang meningkat dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh arang aktif. Sebagai contoh adalah Roeswan seorang pengusaha coco fiber.Seluruh produksi berupa serat sabut dari petani ia tampung untuk memenuhi pasar ekspor. Di pasar internasional, harga cocofiber alias serat sabut US$200-US$205 per ton setara Rp2-juta pada kurs Rp10.000. Pendapatannya Rp44-juta. Shengyang, produsen kasur pegas dan mebel, meminta pasokan 700 ton serat sabut untuk masa kontrak 12 bulan. Artinya, ia mesti menyiapkan rata-rata 58 ton tiap bulan selama setahun. Ia lebih berkonsentrasi untuk memenuhi permintaan Shengyang Xudong ketimbang importir lain. Di luar permintaan Korea dan Belgia, ‘Sebetulnya saya masih dapat menjual 5-10 kontainer per bulan,’ ujar Roeswan, pemilik PT Roesmetrix. Pasar karbon dan arang aktif tak kalah besar. Ari Hardono, contohnya, memasarkan 20 ton arang aktif per bulan. Satu kg arang aktif hasil pembakaran 9-10 tempurung kelapa. Konsumennya rumah makan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka menggunakan arang aktif sebagai bahan bakar. Dengan harga Rp1.200 per kg omzetnya Rp24- juta. Menurut produsen di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu biaya produksi sekilo arang aktif Rp600 sehingga laba bersihnya Rp12-juta tiap bulan. Pasar cocofiber alias serat sabut kelapa tak kalah empuk. Serat sabut juga multiguna antara lain sebagai pengisi jok mobil, jok kursi, kasur pegas, papan partikel, dan filter air. Dibanding busa, cocofiber lebih kuat melindungi per dan tidak mengundang kutu. Pelaku bisnis serat sabut di berbagai kota kewalahan memenuhi tingginya permintaan. Asli Malin, salah satu contoh. Produsen serat sabut di Pariaman, Sumatera Barat, itu memproduksi 1,2 ton serat hasil olahan 18.000 sabut per hari. Jangankan memenuhi permintaan importir di Korea Selatan mencapai 10.000 ton per tahun, order eksportir di Jakarta saja belum ia layani sepenuhnya. Setiap pekan, eksportir di Jakarta memborong serat Rp1.800 per kg. Pria kelahiran 17 April 1946 itu, memetik laba bersih Rp300 per kg. Kecil? Tunggu dulu. Dengan produksi 8,4 ton per pekan, laba bersihnya Rp2,5- juta atau Rp10-juta per bulan. Itu baru dari cocofiber. Produsen serat sabut berarti juga produsen cocopeat alias serbuk. Sebab, 70% dari kulit kelapa terdiri atas serbuk; 30% serat. Asli Malin menuai 90 ton cocopeat yang memberikan laba bersih Rp27-juta sebulan. Artinya total jenderal laba bersih Malin dari pengolahan sabut mencapai Rp37-juta sebulan. Siapa tak tergiur laba menjulang? Mungkin karena itulah Zulhaidir Rawawi berhenti bekerja di perusahaan asing di Jakarta meski bergaji besar, fasilitas memadai, dan jabatan tinggi. Ia memilih menekuni bisnis cocopeat. Semua bermula dari tugas Zulhaidir sebagai general manager yang kerap memaparkan laporan keuangan kepada pemegang saham di Seoul, Korea Selatan. Saat bertugas ke sana, ia menyempatkan diri mengunjungi sentra tanaman hias di Inchon, mirip Rawabelong, Jakarta Barat. Di sanalah ia melihat cocopeat bikinan Sri Lanka. Ia menawarkan diri untuk memasok dan diluluskan. Pada 1999 Zul memutuskan berhenti bekerja setelah rutin mengekspor cocopeat selama setahun. Kini ia rutin mengirimkan 22 ton cocopeat per bulan memenuhi permintaan seorang importir di Inchon, Korea Selatan. Balok cocopeat yang ia ekspor berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm berbobot 5 kg. Satu kg cocopeat berasal dari 2,5 kg sabut kelapa. Menurut dia biaya produksi 1 kg cocofibre dan 2 kg cocopeat-dari 5 kg sabut-Rp1.600. Itu total biaya karena cocopeat dan cocofibre dihasilkan dari satu kesatuan bahan. Bila memproduksi cocopeat, pasti menghasilkan cocofiber atau sebaliknya. Harga jual cocopeat di pasar ekspor mencapai Rp2.600 per kg sehingga omzetnya Rp57,2-juta. Zulhaidir memperoleh 17 ton cocofiber per bulan. Serat sabut itu ludes terserap produsen kasur pegas di pasar domestik. Dengan harga jual Rp2.200 per kg, ia menangguk omzet Rp37,4-juta saban bulan. Laba bersih penjualan cocopeat dan cocofiber mencapai Rp22-juta sebulan. Zul sebetulnya masih mampu memasarkan hingga 3 kontainer cocopeat lagi. Sayang, produksinya masih terbatas. Ia bisa memasarkan produk cocopeat milik produsen lain asal sesuai standar mutu. Apalagi sejak Desember 2008 ia juga mesti memenuhi order Garden Landscape. Importir di Singapura itu meminta pasokan rutin papan tempat tumbuh anggrek berbahan baku cocopeat. Garden Landscape meminta kiriman 10.000 papan berukuran 50 cm x 20 cm x 2 cm per bulan. Soal peluang bisnis cocopeat menurut Zul pasar terbuka luas. Zul yang menginvestasikan Rp200-juta ketika memulai bisnis. Sebagai gambaran, sebuah produsen springbed memerlukan 20 ton cocofiber per bulan. Belum lagi produsen springbed asing yang mengajak bekerja sama. Setidaknya ada 4 produsen asal China dan 2 asal Vietnam yang minta pasokan rutin cocofiber kepada Zul. Olahan limbah kelapa lain adalah arang aktif. Idealnya pengolahan arang aktif terpadu dengan asap cair. Namun, beberapa produsen hanya mengolah arang aktif. Boleh jadi lantaran teknologi produksi asap cair terbilang baru di Indonesia. Djaya Suryana sejak 2002 memasok arang aktif ke sebuah perusahaan di Tanjungbintang, Provinsi Lampung. Ia membersihkan arang hasil pembakaran tempurung kelapa di mesin diesel 30 PK. Melalui ban berjalan arang lolos sortir masuk ke mesin penghancur. Ketika keluar arang melewati saringan baja sehingga hasilnya seragam. Djaya memasarkan 3.000 ton arang aktif per bulan. Masih ada 5.000 ton permintaan rutin per bulan yang belum dapat Djaya penuhi. Sayang, ia merahasiakan harga jual ke produsen karbon aktif. Lima puluh rupiah tak bisa dibilang kecil karena secara akumulasi laba bersihnya Rp150-juta. Memang dibanding laba Doddy Suparno dan Oka Bagus Panuntun, keuntungan Djaya lebih kecil. Doddy mengutip laba Rp1.500 per kg arang aktif. Harga jual saat ini Rp4.500 per kg. Menurut Doddy biaya produksi per kg briket Rp3.000. Dari pembakaran 15 ton tempurung ia memperoleh 5 ton arang aktif per bulan. Mereka lalu menghancurkan arang dan mengolahnya menjadi briket. Margin perniagaan barang gosong itu Rp7,5-juta sebulan. Mestinya laba Doddy lebih besar jika saja setiap bulan mampu memenuhi permintaan rutin dari Yunani dan Timur Tengah masing-masing 22 ton dan 88 ton. Di luar olahan ‘limbah kelapa’ itu sebetulnya masih ada produk turunan lagi seperti tepung tempurung seperti digeluti oleh Agus Setiawan. Pria kelahiran 11 Agustus 1971 itu menggiling tempurung kelapa menjadi tepung. Rendemen 90%-10 kg tempurung menjadi 9 kg tepung. Volume produksi ‘baru’ 50 ton sebulan terserap sebuah pabrik obat nyamuk. Tepung batok bahan baku obat nyamuk bakar. Dengan harga jual Rp2.500 dan biaya produksi Rp1.000, laba bersihnya Rp75- juta. Menurut Agus pasar tepung terbentang luas. Ia belum sanggup melayani order rutin 1.350 ton tepung per bulan. Sabut dan tempurung kelapa yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata komoditas prospektif yang menjanjikan laba besar.

Friday, August 26, 2011

Pemulih Jiwa (Mario Teguh, Golden Ways)

PM : Malam ini kita bicara mengenai pemulih jiwa. Banyak jiwa yang hadir di ruangan ini atau yang sedang memperhatikan program ini adalah sebetulnya pribadi-pribadi dewasa atau menjelang dewasa yang di masa kecilnya banyak mengalami hal-hal yang melukai jiwanya, dikasari oleh orang yang lebih dewasa, dibanding-bandingkan dengan orang-orang lain yang lebih berhasil, dikecewakan, hanya diberi janji yang tidak pernah dihormati dipenuhi, dan dinomor akhirkan dibandingkan orang lain. Sehingga kita tumbuh sebagai pribadi yang gelisah, yang mudah curiga, mudah mengeluh, bahkan sudah menggagalkan rencana sebelum rencana dilaksanakan. Banyak diantara kita adalah jiwa-jiwa yang membutuhkan pemulihan seperti saya sendiri, seperti banyak orang yang saya kenal. Malam ini kita bicarakan cara-cara yang sangat sederhana supaya bukan hanya nanti kita lebih menerima waktu mendengar anjuran baik tetapi mudah-mudahan kita dengan sendirinya menjadi pemulih bagi luka-lukanya jiwa kita sendiri.


MU : Pak Mario, kalau kita bicara tentang jiwa. Apakah jiwa itu bisa kita sebut ada jiwa yang baik dan yang buruk, begitu Pak?


PM : Sesungguhnya setiap jiwa sejatinya adalah jiwa yang baik. Ada orang yang bilang tidak, jiwa itu netral karena diilhamkan kebaikan dan keburukannya. Saya tidak sependapat. Betul jiwa itu diilhamkan kebaikan-kebaikannya tapi saya memilih bahwa yang diilhamkan selanjutnya adalah potensi keburukan, bukan keburukannya, kenapa? Perhatikan penjahat. Para penjahat adalah orang yang paling tegas menuntut kebaikan. Para penjahat paling kejam kalau keluarganya dijahati. Berarti tidak ada orang, devoid of goodness, tidak ada orang kosong dari kebaikan. Berarti kebaikan itu lebih banyak isinya pada setiap orang daripada potensi keburukannya. Itu sebabnya saya meyakini setiap orang sejatinya baik. Hanya orang, ada yang memilih enaknya dari keburukan yang sementara itu daripada memilih damai dan bahagianya kebaikan yang membutuhkan pemeliharaan, begitu. Jadi sejatinya setiap jiwa adalah jiwa yang baik.


MU : PM, adakah momen di masa muda bapak di mana PM merasa mendapat pencerahan tentang pemulihan jiwa yang diperbincangakan pada malam ini?


PM : Banyak sekali MU. Sebetulnya tiap orang disini, dari waktu ke waktu diingatkan kembali menjadi pribadi yang kuat. Siapa di sini yang masih kesal bahwa dirinya, masih saja membuat kesalahan, ada? (saya angkat tangan) dan saya yang angkat tangan paling tinggi karena saya masih merasakan itu tiap hari. Ada saja kelepasan bicara agak sombong, ya? Kelepasan bicara agak merendahkan orang, bercanda agak norak. Kita memiliki kebiasaan itu yang selalu kita sesali sepanjang hidup tetapi itu tanda bahwa kita tumbuh, berarti kita membuat masalah-masalah baru di orang-orang yang kelasnya naik. Yang mau saya sampaikan, mengenai kerusakan jiwa. Ada empat hal yaitu :


Kerusakan jiwa itu selalu, sebagian besar disebabkan oleh perlakuan tanpa kasih sayang. Anak yang harusnya disayangi, direndah-rendahkan. Istri yang harusnya dimuliakan, direndah-rendahkan. Suami yang seharusnya dimuliakan, dibanding-bandingkan dengan suami orang lain yang lebih berhasil. Banyak toh yang begitu? Sehingga terluka. Jiwa yang luka tandanya kehilangan harapan yang baik. Tidak lagi menghormati masa depannya. Lebih meyakini kesialannya daripada keberuntungannya. Perhatikan, dukun-dukun peramal itu menarik sekali untuk jiwa-jiwa yang terluka. Karena orang-orang yang jiwanya sehat, tidak tertarik untuk diramalkan karena dia meramal dirinya sendiri melalui ramalan yang pasti adalah berperilaku baik. Orang yang perilaku baik pasti hidupnya baik.
Rusaknya jiwa itu karena rusaknya iman. Mudah bagi orang mengatakan Tuhan itu ada , ya? Tapi sulit sekali untuk mengatakan ya untuk mengikuti aturan-aturan Tuhan.
Kurangnya pendidikan. Iman saja tidak cukup karena kalau iman tidak dijaga dengan pendidikan, dengarkan ini ya, orang beriman yang pendidikannya kurang akan kalah berargumentasi dengan orang tidak beriman yang logikanya terlatih baik. Itu sebabnya banyak orang baik diakali untuk memilih orang tidak baik sebagai pemimpin.
Lemahnya ekonomi. Orang yang ekonominya lemah mudah untuk rusak jiwanya. Meyakini bahwa rejeki hanya disini, kenapa? Karena di tempat lain dia tidak bisa mendapatkan uang. Sehingga dusuruh menyuap di sini, memelihara perilaku yang tidak jujur, mengurangi timbangan. Itu dilakukan oleh orang yang tersiksa ekonominya.
Jadi, kalau kita mau memperbaiki jiwa dari sebanyak mungkin orang dan jiwa kita sendiri yok berlaku lebih baik, berkasih sayang, bantu orang untuk menguatkan imannya bergaulah dengan orang-orang yang beriman, bantu orang untuk mendapat pendidikan yang baik, dan bantu orang untuk menemukan cara-cara memperbaiki ekonomi, begitu.

Dikejar anjing gila (Mario Teguh, golden ways)

Dikejar anjing gila (Mario Teguh, golden ways)

Salam super !
Ini acara golden ways, 12 Juni 2011. Saya coba tulis full bentuk dialog (tidak terlalu detail, hanya mengambil inti).

MU : Malam ini kita akan bicara dengan episode tentang 'Dikejar Anjing Gila'
PM : Mudah-mudahan program ini menemui anda semua dalam kesehatan dan kedamaian. (amin) tidak berarti yang damai itu tidak sibuk, banyak sekali orang yang sekarang yang penampilannya anggun sekali tetapi yang sebetulnya sedang dikejar anjing gila. Nah dikejar anjing gila ini perumpamaan, mengenai keharusan untuk menyegerakan hasil dalam hidup ini. Karena hidup kita dinilai bukan dari banyaknya rencana, dari besarnya rencana, tetapi dari banyaknya yang sudah kita selesaikan. Semakin kita tergesa-gesa di dalam bekerja, semakin kita bersegera dalam memulai, akan semakin banyak yang kita hasilkan. Nah malam ini kita lihat, apa-apa saja yang harus kita lakukan mengenai ketergesaan tadi, mengenai emergency. Karena kegentingan itu berkah, itu rahmat. Kita tidak dapat kegentingan setiap waktu, kita semua we perform best under pressure, kita tuh hebat sekali kalau tertekan. Tetapi tekanan itu tidak selalu datang jadi orang-orang yang hebat seperti kita (bisa aja pak mario ) yang besar impiannya, harus membuat keterdesakan artifisial. Artificial emergency, supaya kita selalu tegap, awas, aware, untuk menghasilkan hal-hal yang berguna bagi kebaikan hidup kita, begitu.


MU : PM bolehkah diberi contoh yang lebih jelas begitu Pak, Bapak sendiri melakukan keterdesakan artifisial, contohnya seperti apa?

PM : Begini, orang yang sedang dikejar anjing gila, dia sempat enggak untuk malas, jaim, atau lebay ? ( SA --> ) ) Nih, kalau selebriti baru, selebriti baru itu tahunya dari dadahnya ( SA --> :)) ) Karena kalau yang lama akan ... (PM berdadah-dadah dengan tampang datar), dia sedang jalan dadah-dadah begitu ada dikejar anjing, sempat enggak meneruskan dadah-dadahnya? ( SA --> :)) ) Tidak... Ada pengemis pura-pura pincang diperempatan jalan itu kalau ada anjing gila? Berapa lama dia bertahan pura-pura? Cepat sekali ( SA --> :)) ) Tidak ada kepura-puraan dalam emergency sehingga orang jadi murni bertenaga kalau dia terdesak. Tidak ada lagi lembeng (apa ya?), manja, lebay... Itu tidak ada lagi karena dia betul-betul harus menyelamatkan diri. Nah dalam kehidupan saya, saya lakukan itu, UMUR. Saya tetapkan umur saya sendiri. Saya harus sudah bisa apa, jadi apa umur sekian. buat lebih sulit sehingga kita terdesak bandingkan dengan orang-orang yang lebih muda dari kita, lho kok stres hidupnya? Ya, tunggu, sebentar stres tapi setelah itu orang yang membuat stres artifisial hidupnya, dia menjadi orang yang lebih muda untuk mampu berlibur kapanpun dia mau. Karena keberhasilan yang sesungguhnya itu berlibur. Orang yang mampu berlibur berarti pekerjaannya sudah rapi, organisasinya sudah jalan, uang sudah ada, sistem kontrol sudah baik, dia sehat bisa jalan-jalan. jangan menunggu tua baru jalan-jalan. Jalan sama istri pelan-pelan ( SA --> :)) ) (PM meragain jalannya pasangan manula haha) So, berhasilah semuda mungkin.

MU : super sekali Pak. Kita berikan kesempatan pada SA.

SA : Selamat malam, PM. Salam super. Saya Candra (maaf namanya saya posting dan maaf juga jika salah eja) dari Jakarta. Saya ingin bertanya, bedanya rasa takut dengan khawatir apa? Dan apa yang harus kita miliki, apakah kita harus punya rasa takut atau rasa khawatir? terima kasih.


PM : Beda antara beban dan kemampuan menghasilkan kekhawatiran. Kalau bebannya lebih besar daripada kemampuannya, orang khwatir. Kalau perbedaannya terlalu besar sampai mengancam kebaikan, orang takut. Jadi kekhawatiran itu tumbuh menjadi rasa takut kalau hal-hal yang mengkhawatirkan tidak dikelola, tidak diselesaikan. Jadi kalau orang khwatir harus melakukan sesuatu untuk menghilangkan kekhawatirannya. Tidak megeluh bahwa dia khawatir. Karena, coba ya, 60 detik waktu untuk mengeluh itu berarti ada waktu 1 menit untuk bekerja yang hilang, betul? Mengapa begitu? Karena 1 menit itu 60 detik (jawaban SA) Betul. ( SA --> :)) ) Jadi kalau begitu Pak, bukan kekhawatirannya, yang hebat adalah yang anda lakukan supaya anda khawatir untuk hal-hal yang penting bukan khawatir untuk uang kecil, khawatir untuk uang besar. Bukan khawatir untuk kesehatan kecil, khawatir untuk perawatan kesehatan keluarga yang lebih langgeng. Jadi kalau begitu, orang itu bisa diukur dari kekhawatirannya. Orang yang mengkhawatirkan kekhawatiran kecil, orang kecil, begitu.

MU : Tadi Bapak bicara tentang artificial emergency dan Bapak juga mengatakan bahwa umur bisa menjadi sebuah patokan. Apakah umur menjadi satu-satunya hal atau ada hal-hal lain yang menjadi motivasi?


PM : Selain umur, salah satu cara untuk segera terdesak adalah mengajukan diri untuk mengerjakan, mengambil proyek yang lebih besar dari kemampuan kita. Proyek-proyek besar yang biasanya dihindari orang, anda angkat tangan 'ijinkan saya melakukan'. Nah, keadaan terdesak karena target yang besar itu menyebabkan bekerja dengan kemampuan yang penuh seperti dikejar anjing gila, begitu.