Friday, August 26, 2011

Pemulih Jiwa (Mario Teguh, Golden Ways)

PM : Malam ini kita bicara mengenai pemulih jiwa. Banyak jiwa yang hadir di ruangan ini atau yang sedang memperhatikan program ini adalah sebetulnya pribadi-pribadi dewasa atau menjelang dewasa yang di masa kecilnya banyak mengalami hal-hal yang melukai jiwanya, dikasari oleh orang yang lebih dewasa, dibanding-bandingkan dengan orang-orang lain yang lebih berhasil, dikecewakan, hanya diberi janji yang tidak pernah dihormati dipenuhi, dan dinomor akhirkan dibandingkan orang lain. Sehingga kita tumbuh sebagai pribadi yang gelisah, yang mudah curiga, mudah mengeluh, bahkan sudah menggagalkan rencana sebelum rencana dilaksanakan. Banyak diantara kita adalah jiwa-jiwa yang membutuhkan pemulihan seperti saya sendiri, seperti banyak orang yang saya kenal. Malam ini kita bicarakan cara-cara yang sangat sederhana supaya bukan hanya nanti kita lebih menerima waktu mendengar anjuran baik tetapi mudah-mudahan kita dengan sendirinya menjadi pemulih bagi luka-lukanya jiwa kita sendiri.


MU : Pak Mario, kalau kita bicara tentang jiwa. Apakah jiwa itu bisa kita sebut ada jiwa yang baik dan yang buruk, begitu Pak?


PM : Sesungguhnya setiap jiwa sejatinya adalah jiwa yang baik. Ada orang yang bilang tidak, jiwa itu netral karena diilhamkan kebaikan dan keburukannya. Saya tidak sependapat. Betul jiwa itu diilhamkan kebaikan-kebaikannya tapi saya memilih bahwa yang diilhamkan selanjutnya adalah potensi keburukan, bukan keburukannya, kenapa? Perhatikan penjahat. Para penjahat adalah orang yang paling tegas menuntut kebaikan. Para penjahat paling kejam kalau keluarganya dijahati. Berarti tidak ada orang, devoid of goodness, tidak ada orang kosong dari kebaikan. Berarti kebaikan itu lebih banyak isinya pada setiap orang daripada potensi keburukannya. Itu sebabnya saya meyakini setiap orang sejatinya baik. Hanya orang, ada yang memilih enaknya dari keburukan yang sementara itu daripada memilih damai dan bahagianya kebaikan yang membutuhkan pemeliharaan, begitu. Jadi sejatinya setiap jiwa adalah jiwa yang baik.


MU : PM, adakah momen di masa muda bapak di mana PM merasa mendapat pencerahan tentang pemulihan jiwa yang diperbincangakan pada malam ini?


PM : Banyak sekali MU. Sebetulnya tiap orang disini, dari waktu ke waktu diingatkan kembali menjadi pribadi yang kuat. Siapa di sini yang masih kesal bahwa dirinya, masih saja membuat kesalahan, ada? (saya angkat tangan) dan saya yang angkat tangan paling tinggi karena saya masih merasakan itu tiap hari. Ada saja kelepasan bicara agak sombong, ya? Kelepasan bicara agak merendahkan orang, bercanda agak norak. Kita memiliki kebiasaan itu yang selalu kita sesali sepanjang hidup tetapi itu tanda bahwa kita tumbuh, berarti kita membuat masalah-masalah baru di orang-orang yang kelasnya naik. Yang mau saya sampaikan, mengenai kerusakan jiwa. Ada empat hal yaitu :


Kerusakan jiwa itu selalu, sebagian besar disebabkan oleh perlakuan tanpa kasih sayang. Anak yang harusnya disayangi, direndah-rendahkan. Istri yang harusnya dimuliakan, direndah-rendahkan. Suami yang seharusnya dimuliakan, dibanding-bandingkan dengan suami orang lain yang lebih berhasil. Banyak toh yang begitu? Sehingga terluka. Jiwa yang luka tandanya kehilangan harapan yang baik. Tidak lagi menghormati masa depannya. Lebih meyakini kesialannya daripada keberuntungannya. Perhatikan, dukun-dukun peramal itu menarik sekali untuk jiwa-jiwa yang terluka. Karena orang-orang yang jiwanya sehat, tidak tertarik untuk diramalkan karena dia meramal dirinya sendiri melalui ramalan yang pasti adalah berperilaku baik. Orang yang perilaku baik pasti hidupnya baik.
Rusaknya jiwa itu karena rusaknya iman. Mudah bagi orang mengatakan Tuhan itu ada , ya? Tapi sulit sekali untuk mengatakan ya untuk mengikuti aturan-aturan Tuhan.
Kurangnya pendidikan. Iman saja tidak cukup karena kalau iman tidak dijaga dengan pendidikan, dengarkan ini ya, orang beriman yang pendidikannya kurang akan kalah berargumentasi dengan orang tidak beriman yang logikanya terlatih baik. Itu sebabnya banyak orang baik diakali untuk memilih orang tidak baik sebagai pemimpin.
Lemahnya ekonomi. Orang yang ekonominya lemah mudah untuk rusak jiwanya. Meyakini bahwa rejeki hanya disini, kenapa? Karena di tempat lain dia tidak bisa mendapatkan uang. Sehingga dusuruh menyuap di sini, memelihara perilaku yang tidak jujur, mengurangi timbangan. Itu dilakukan oleh orang yang tersiksa ekonominya.
Jadi, kalau kita mau memperbaiki jiwa dari sebanyak mungkin orang dan jiwa kita sendiri yok berlaku lebih baik, berkasih sayang, bantu orang untuk menguatkan imannya bergaulah dengan orang-orang yang beriman, bantu orang untuk mendapat pendidikan yang baik, dan bantu orang untuk menemukan cara-cara memperbaiki ekonomi, begitu.

Dikejar anjing gila (Mario Teguh, golden ways)

Dikejar anjing gila (Mario Teguh, golden ways)

Salam super !
Ini acara golden ways, 12 Juni 2011. Saya coba tulis full bentuk dialog (tidak terlalu detail, hanya mengambil inti).

MU : Malam ini kita akan bicara dengan episode tentang 'Dikejar Anjing Gila'
PM : Mudah-mudahan program ini menemui anda semua dalam kesehatan dan kedamaian. (amin) tidak berarti yang damai itu tidak sibuk, banyak sekali orang yang sekarang yang penampilannya anggun sekali tetapi yang sebetulnya sedang dikejar anjing gila. Nah dikejar anjing gila ini perumpamaan, mengenai keharusan untuk menyegerakan hasil dalam hidup ini. Karena hidup kita dinilai bukan dari banyaknya rencana, dari besarnya rencana, tetapi dari banyaknya yang sudah kita selesaikan. Semakin kita tergesa-gesa di dalam bekerja, semakin kita bersegera dalam memulai, akan semakin banyak yang kita hasilkan. Nah malam ini kita lihat, apa-apa saja yang harus kita lakukan mengenai ketergesaan tadi, mengenai emergency. Karena kegentingan itu berkah, itu rahmat. Kita tidak dapat kegentingan setiap waktu, kita semua we perform best under pressure, kita tuh hebat sekali kalau tertekan. Tetapi tekanan itu tidak selalu datang jadi orang-orang yang hebat seperti kita (bisa aja pak mario ) yang besar impiannya, harus membuat keterdesakan artifisial. Artificial emergency, supaya kita selalu tegap, awas, aware, untuk menghasilkan hal-hal yang berguna bagi kebaikan hidup kita, begitu.


MU : PM bolehkah diberi contoh yang lebih jelas begitu Pak, Bapak sendiri melakukan keterdesakan artifisial, contohnya seperti apa?

PM : Begini, orang yang sedang dikejar anjing gila, dia sempat enggak untuk malas, jaim, atau lebay ? ( SA --> ) ) Nih, kalau selebriti baru, selebriti baru itu tahunya dari dadahnya ( SA --> :)) ) Karena kalau yang lama akan ... (PM berdadah-dadah dengan tampang datar), dia sedang jalan dadah-dadah begitu ada dikejar anjing, sempat enggak meneruskan dadah-dadahnya? ( SA --> :)) ) Tidak... Ada pengemis pura-pura pincang diperempatan jalan itu kalau ada anjing gila? Berapa lama dia bertahan pura-pura? Cepat sekali ( SA --> :)) ) Tidak ada kepura-puraan dalam emergency sehingga orang jadi murni bertenaga kalau dia terdesak. Tidak ada lagi lembeng (apa ya?), manja, lebay... Itu tidak ada lagi karena dia betul-betul harus menyelamatkan diri. Nah dalam kehidupan saya, saya lakukan itu, UMUR. Saya tetapkan umur saya sendiri. Saya harus sudah bisa apa, jadi apa umur sekian. buat lebih sulit sehingga kita terdesak bandingkan dengan orang-orang yang lebih muda dari kita, lho kok stres hidupnya? Ya, tunggu, sebentar stres tapi setelah itu orang yang membuat stres artifisial hidupnya, dia menjadi orang yang lebih muda untuk mampu berlibur kapanpun dia mau. Karena keberhasilan yang sesungguhnya itu berlibur. Orang yang mampu berlibur berarti pekerjaannya sudah rapi, organisasinya sudah jalan, uang sudah ada, sistem kontrol sudah baik, dia sehat bisa jalan-jalan. jangan menunggu tua baru jalan-jalan. Jalan sama istri pelan-pelan ( SA --> :)) ) (PM meragain jalannya pasangan manula haha) So, berhasilah semuda mungkin.

MU : super sekali Pak. Kita berikan kesempatan pada SA.

SA : Selamat malam, PM. Salam super. Saya Candra (maaf namanya saya posting dan maaf juga jika salah eja) dari Jakarta. Saya ingin bertanya, bedanya rasa takut dengan khawatir apa? Dan apa yang harus kita miliki, apakah kita harus punya rasa takut atau rasa khawatir? terima kasih.


PM : Beda antara beban dan kemampuan menghasilkan kekhawatiran. Kalau bebannya lebih besar daripada kemampuannya, orang khwatir. Kalau perbedaannya terlalu besar sampai mengancam kebaikan, orang takut. Jadi kekhawatiran itu tumbuh menjadi rasa takut kalau hal-hal yang mengkhawatirkan tidak dikelola, tidak diselesaikan. Jadi kalau orang khwatir harus melakukan sesuatu untuk menghilangkan kekhawatirannya. Tidak megeluh bahwa dia khawatir. Karena, coba ya, 60 detik waktu untuk mengeluh itu berarti ada waktu 1 menit untuk bekerja yang hilang, betul? Mengapa begitu? Karena 1 menit itu 60 detik (jawaban SA) Betul. ( SA --> :)) ) Jadi kalau begitu Pak, bukan kekhawatirannya, yang hebat adalah yang anda lakukan supaya anda khawatir untuk hal-hal yang penting bukan khawatir untuk uang kecil, khawatir untuk uang besar. Bukan khawatir untuk kesehatan kecil, khawatir untuk perawatan kesehatan keluarga yang lebih langgeng. Jadi kalau begitu, orang itu bisa diukur dari kekhawatirannya. Orang yang mengkhawatirkan kekhawatiran kecil, orang kecil, begitu.

MU : Tadi Bapak bicara tentang artificial emergency dan Bapak juga mengatakan bahwa umur bisa menjadi sebuah patokan. Apakah umur menjadi satu-satunya hal atau ada hal-hal lain yang menjadi motivasi?


PM : Selain umur, salah satu cara untuk segera terdesak adalah mengajukan diri untuk mengerjakan, mengambil proyek yang lebih besar dari kemampuan kita. Proyek-proyek besar yang biasanya dihindari orang, anda angkat tangan 'ijinkan saya melakukan'. Nah, keadaan terdesak karena target yang besar itu menyebabkan bekerja dengan kemampuan yang penuh seperti dikejar anjing gila, begitu.